Globalisasi yang terus bergulir dalam berbagai aspek pada saat ini telah menempatkan kemampuan berbahasa asing terutama bahasa Inggris menjadi salah satu komponen kompetensi yang penting bagi siswa agar setelah lulus mereka memiliki daya saing dalam dunia kerja tidak hanya di tingkat nasional tapi juga di tingkat internasional.
Maka tidak heran, beberapa tahun belakangan ini pembelajaran bahasa Inggris begitu masif dilakukan di semua tingkat satuan pendidikan, tidak terkecuali pendidikan pra-sekolah yang notabene siswanya dikategorikan sebagai anak usia dini.
Banyak institusi pendidikan pra-sekolah, baik yang bertaraf internasional maupun lokal, yang menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran.
Bahkan tidak hanya itu, bahasa Inggris juga digunakan oleh para siswa dan guru sebagai bahasa komunikasi sehari-hari di lingkungan sekolah.
Pada perkembangannya, pengajaran bahasa Inggris sejak dini mendapatkan respon positif terutama dari para orang tua karena banyak hal positif yang anak-anak mereka bisa dapatkan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian para ahli di bidang pemerolehan bahasa (Language Acquisition) yang menyatakan bahwa kemampuan berbahasa asing pada anak akan berimplikasi positif terhadap pembentukan karakternya.
Menurut Marcoz (1998) dalam tulisannya ‘Second Language Learning : Everyone can Benefit‘, paling tidak implikasi positif tersebut meliputi aspek kognitif (cognitive), kepribadian (personality), dan Sosial (Societal).
Pertama, pada aspek kognitif. Dengan menguasai bahasa asing, anak cenderung lebih kreatif dan mampu berpikir kompleks sehingga mereka dapat memecahkan permasalahan yang rumit. Selain itu, kemampuan berbahasa mereka yang makin terasah akan meningkatkan potensi kemampuan otak kiri. Tentu saja, kemampuan lainnya yang berada di otak kiri, seperti matematik dan rasional, akan ikut meningkat. Dengan kata lain, kemampuan anak berbahasa asing memberikan pengaruh positif pada pelajaran lainnya.
Kedua, pada aspek kepribadian. Anak yang mampu berbahasa asing memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena mereka lebih berani untuk mengekspresikan dirinya. Disamping rasa percaya diri, melalui pengajaran bahasa asing yang mencakup berbagai topik di dalamnnya, rasa ingin tahu mereka terbentuk dan mereka akan lebih termotivasi untuk mempelajari hal-hal yang baru. Rasa percaya diri dan motivasi belajar menjadi hal yang lebih menonjol pada mereka dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki kemampuan bahasa asing.
Ketiga, aspek sosial. Anak yang terbiasa dengan bahasa asing akan lebih terbuka dengan perbedaan dan memiliki kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi khususnya dengan orang asing. Oleh karena itu, mereka akan mudah untuk bersosialisasi terlebih dengan perkembangan teknologi komunikasi dan jejaring sosial yang makin pesat anak dapat membuat pertemanan mereka lebih luas.
Sadar akan manfaat dan urgensi kemampuan bahasa asing bagi pembentukan karakter anak, sudah sepatutnya upaya untuk mengajarkan bahasa Inggris sejak dini mendapatkan apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak agar kualitasnya terus meningkat. Kita berharap pengajaran bahasa Inggris sejak dini menjadi investasi bersama sebagai bentuk kontribusi untuk mencetak manusia-manusia Indonesia yang berdayasaing global di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar